Hukum Bacaan Pada Surat Al-Ashr Ayat 1-3 dan Artinya
GW - Terdapat sebuah permasalahan antara si a dan si b, yang notabenya kurang memahami hukum bacaan yang ada didalam Al-Qur’an, mereka mendebatkan mengapa di dalam Al-Quran ini pada setiap suratnya perlu adanya membaca panjang dan pendek, ada yang di baca jelas ada pula yang dibaca sir atau samar samar. Manfaatnya apa ?
Dalam konteks demikian,
adakah perbedaan hukum dalam membaca panjang tersebut, atau kah dalam membaca
panjang (satu alif/dua harakat) kesemua itu hanya dihukumi satu hukum bacaan
saja. Misalnya saja di baca satu alif ketika ada kondisi dimana huruf nun yang
mati di ikuti salah satu huruf hijaiyah berupa ba’ (Iqlab), dibandingkan dengan
kondisi dimana nun sukun atau mati diikuti dengan salah satu huruf hijaiyah
berupa wawu (idgham bighunnah) yang sama
dibaca satu alif ?
Sama – sama terbaca satu
alif atau dua harakat, namun berbeda kondisi, apakah sama hukum yang harus
ditetapkan pada kedua kondisi tersebut yang sama-sama terbaca satu alif ? Nah,
uniknya ilmu tajwid demikian, adanya perbedaan kondisi menjadikan bedanya hukum
yang seharusnya ditetapkan, begitu pula bagaimana cara membaca di waktu kondisi
yang berbeda tadi, walaupun sama – sama terbaca atau boleh dibaca satu alif.
Itulah hukum bacaan ada yang
mengatakan susah, ada pula yang mengatakan gampang, mudah tapi jangan di permudah
yang ada nanti membaca seenaknya saja dan semaunya saja sesuai kehendak hati.
Salah satu tips agar lebih
mahir untuk memahi dan mengerti akan hal itu tadi tentang dua kondisi yang
berbeda atau ada sebuah kondisi lain salah satu tipsnya adalah terjun langsung
mencari tahu hukum bacaan yang ada pada surat Al-‘Ashr, sehingga diharapkan
memahami setiap kondisi dan keadaan lafadz. Berikut ini bacaan surat Al-Ashr
dan Artinya.
Surat Al-Ashr (ٱلۡعَصۡرِ) Ayat 1-3 dan
Artinya
وَٱلۡعَصۡرِ
إِنَّ
ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرٍ
إِلَّا
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡا۟
بِٱلصَّبۡرِ
Artinya :
-* Demi masa.
-* Sungguh, manusia
berada dalam kerugian,
-* kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran
dan saling menasihati untuk kesabaran.
Asbabun Nuzul Surat
Al-Ashr (ٱلۡعَصۡرِ) Ayat 1-3
Asbabun Nuzul
merupakan sebuah latar belakang sebab musababnya suatu surat dalam Al-Qur’an
itu di turunkan, setiap surat mempunyai kisah bagaimana diturunkanya, untuk
memberikan peringatan, petunjuk dan himbauan untuk hambanya, itulah salah satu
bentuk kasih sayangnya Allah SWT.
Sebab
musababnya surat Al-Ashr ini turunkan yang dikutip dari salah satu buku juz
amma for kids meti herawati (2015:38) menurut Muhammad Abduh salah satu
alasanya diturunkan yakni berkaitan dengan kebiasanya masyarakat Arab pada
zaman dahulu, yang mana pada sore hari mereka itu suka duduk dan bercakap-cakap
membicarakan tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari (menggunjing).
Hal-hal yang
seharusnya tidak perlu mereka bicarakan namun dibicarakan akhirnya membawa
dampak yang buruk bagi hubungan sosial mereka, sehingga menimbulkan pertikaian
dan permusuhan.
Lantas dari kejadian
itulah Allah SWT menurunkan surat Al-Ashr yang menerangkan dan menjelaskan
mengenai dampak atau kerugian dari pada duduk dan bercakap-cakap diwaktu ashar.
Hukum Bacaan
Tajwid Pada Surat Al-Ashr (ٱلۡعَصۡرِ) Ayat 1-3
Dikutip dari buku fathul mannan (Kh. Maftuh Bastul Birri) tajwid dari segi istilah adalah membaca Al-Qur’an bisa mendatangi makhroj-makhrojnya huruf, dibaca menurut semestinya yang tepat dan melengkapi semua sifat-sifatnya huruf seperti membaca qalqalah, membaca hams pada huruf yang bersifat hams, membaca tebal )tafkhim) pada huruf isti’lak, membaca tipis (tarqiq) pada huruf istifal, membaca hukum bacaan mad, hukum bacaan ghunnah, hukum bacaan idzhar, hukum bacaan idgham, dan lain sebagainya, semuanya bisa terbaca menurut ketentuanya masing-masing.
Secara singkatnya
tajwid secara lughowi adalah memperbaiki atau membuat baik, tentang tadi yakni
kondisi pada setiap hurufnya, baik sifat, hukum bacaan dsb. lebih jelasnya mengenai tajwid klik disini.
Hukum Nun
Sukun dan Tanwin Pada Surat Al-Ashr (ٱلۡعَصۡرِ) Ayat 1-3
Pada surat
Al-Ashr adakah hukum nun sukun dan tanwin didalamnya ? meliputi idgham, iqlab,
idzhar dan juga ikhfa. Sebelum terjun untuk mengetahui adakah hukum tersebut di
surat Al-Ashr, perlu diketahui dan pahami dahulu setiap hukum bacaan tersebut,
mengenai ketentuan dan bagaimana bisa dihukumi salah satu bagian dari hukum nun
sukun dan tanwin. Silahkan pelajari DISINI. Berikut dibawah ini hukum bacaan
nun sukun pada surat Al-Ashr
Hukum Bacaan Tawjid |
Lafadz |
Sebab |
Idgham bighunnah |
- |
- |
|
- |
- |
Idgham bilaghunnah |
- |
- |
|
- |
- |
Iqlab |
- |
- |
Idzhar |
خُسۡرٍإِلَّا |
Sebab adanya harakat kasroh tanwin yang diikuti
salah satu huruf hijaiyah berupa alif |
Ikhfa |
إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ |
Sebab nun sukun diikuti salah satu huruf hijaiyah
berupa sin |
Kemudian bagaimana cara membaca
mengenai lafadz – lafadz yang dihukumi bagian dari pada nun sukun tanwin
tersebut ?
إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ Cara membacanya yakni nun mati terbaca (eng)
bertujuan untuk bersiap nya bibir membaca huruf sin, dibaca panjang satu alif
atau dua harakat (ing-sa).
خُسۡرٍإِلَّا Cara membacanya yakni
dengan terbaca jelas, pendek seperti halnya namanya yakni idzhar jelas, terbaca
N pada harakatnya kasrohtain, kemudian bersiap masuk kehurufnya alif atau
hamzah yang berharakat kasroh seperti berucap I (rin-illa).
Hukum Mim Sukun Pada Surat
Al-Ashr (ٱلۡعَصۡرِ) Ayat 1-3
Hukum bacaan mim sukun itu ada 3
bagian, ada ikhfa’ syafawi, idzhar syafawi, dan idgham mistli mengenai apa itu
pengertian dari ketiga bagain tersebut, bisa dibaca pada babnya mim sukun dan pembagiannya.
Hukum Bacaan Tawjid |
Lafadz |
Sebab |
Ikhfa’ Syafawi |
- |
- |
Idgham Mistli |
- |
- |
Idzhar Syafawi |
- |
- |
Jadi pada babnya mim sukun, salah satu
alasan suatu bacaan dihukumi salah satu bagian dari mim sukun adalah ketika ada
mim mati diikuti oleh salah huruf hija’iyah baik dari alif, ba, mim dkk. Maka dalam
surat Al-ashr tidak ditemukan dan tidak ada indikasi bacaan yang hukum salah
satu bagian dari hukum mim sukun.
Hukum Mad Pada Surat Al-Ashr (ٱلۡعَصۡرِ)
Ayat 1-3
Mad itu ada mad thobi’I dan mad far’I
atau disebut juga mad cabang, jumlahnya ada banyak sekali mad cabang dan
bermacam – macam sebab kenapa dibaca mad cabang dan dihukumi mad cabang ? kalo
mad thobi’I sudah jelas dengan bertemunya salah satu huruf tiga beserta harakat
yang di tentukan. Lebih jelasnya bisa dibaca pada babnya macam – macam mad.
Lafadz lafadz yang menunjukan hukum
bacaan mad pada surat Al Ashr itu ada apa saja ? dan masuk dalam bagian mana
? berikut ini lafadz-lafadz tersebut yang menunjukkan hukum mad
Hukum Bacaan Tawjid |
Lafadz |
Sebab |
Mad thobi’i |
لَفِی خُسۡرٍ |
Bertemunya kasroh dengan ya dalam satu kalimat |
|
ٱلۡإِنسَـٰنَ |
Bertemunya fathah dengan alif pada satu kalimat |
|
إِلَّا ٱلَّذِینَ |
Bertemunya kasroh dengan ya dalam satu kalimat |
|
ءَامَنُوا۟ |
Bertemunya fathah dengan alif pada satu kalimat
dan juga dhommah diikuti wawu sukun |
|
ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ |
Bertemunya fathah dengan alif pada satu kalimat |
|
وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ |
Bertemunya fathah dengan alif pada satu kalimat |
Mad wajib muttasil |
- |
- |
Mad jaiz munfassil |
- |
- |
Mad lazim |
- |
- |
Mad ‘Arid |
- |
- |
Mad lazim khilmi mutsaqol |
|
|
Mad lazim khilmi mukhoffaf |
|
|
Mad lazim harfi mutsaqol |
|
|
Mad lazim harfi mukhoffaf |
|
|
Mad farqi |
|
|
Mad ‘Iwad |
|
|
Mad lin |
|
|
Mad shilah |
|
|
Lafadz فِی cara membacanya
yakni dengan memulai membaca hurufnya fa dengan harakat kasroh di ikuti
hurufnya ya’ yang berharakat kasroh (fiiy) begitupun juga lafadz ٱلَّذِی, yang termasuk
kedalam bacan mad asli di baca satu alif.
Hukum Bacaan Qalqalah Pada Surat Al-Ashr (ٱلۡعَصۡرِ)
Ayat 1-3
Qalqalah adalah goncangan, pengertian
lain qalqalah yaitu huruf yang apabila diucapkan terjadi goncangan pada
makhrojnya sehingga terdengar pantulan suara yang kuat. Lebih jelasnya silahkan
buka pada babnya Qalqalah.
Hukum Bacaan Tawjid |
Lafadz |
Sebab |
Qalqalah kubro |
وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ |
Sebab adanya qof di akhir kalimat berharakat
kasroh, di sukun karena waqof |
وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ Cara membaca lafadz
tersebut yakni dengan bersiap dari membaca huruf ha’ ke huruf qaf yang di sukun
karena waqof yakni (haq-q). mantul , karena sifatnya qalqalah adalah goncangan.
Hukum Bacaan Ghunnah Pada Surat Al-Ashr (ٱلۡعَصۡرِ)
Ayat 1-3
Ghunnah adalah suara dengung yang enak dalam
hidung, yang tersusun dalam huruf mim (م)
dan nun (ن). Atau dalam keterngan lain ghunnah adalah
ketika ada nun (ن) atau mim (م) yang bertasydid.
Hukum Bacaan Tawjid |
Lafadz |
Sebab |
Ghunnah |
إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ |
Ada nun yang bertasydid |
Jadi pada Surat Al-Ashr (ٱلۡعَصۡرِ) ditemukan adanya
hukum bacaan mad yakni mad asli, hukum bacaan nun sukun dan tanwin berupa ikhfa
dan idzhar, sifatul huruf (qalqalah dan ghunah) yang di rincikan pada tabel
diatas disertai dengan sebabnya kenapa lafadz tersebut dihukumi demikian dan di
baca seperti demikian.
Itulah artikel mengenai Hukum BacaanTajwid Pada Surat Al-Ashr (ٱلۡعَصۡرِ) dan artinya semoga bermanfaat, salam dari kami griyawaras, see u next time.
GW Berbagi
Belajar : Akhlak
Belajar : Fiqih
Belajar : Tajwid
Posting Komentar untuk "Hukum Bacaan Pada Surat Al-Ashr Ayat 1-3 dan Artinya"